Televisi: Dulu dan Sekarang - #TugasSoftSkill

Sebelum maraknya internet dan new media, televisi jadi andalan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi. Biar enak bahasnya, kita ganti TV ya hehehe. Ok, TV itu versi jadulnya YouTube. Sayangnya kita gak bisa asal pilih konten apa saja yang mau kita tonton karena TV yang kita gunakan masih channel-centred. Maksudnya, konten yang disajikan bergantung pada channel. Kelemahan tadi dibabat abis oleh penyedia jasa video streaming, salah satunya YouTube. Alhasil, TV ditinggalkan oleh masyarakat urban. Karena pergeseran ini, penyedia konten mikir keras. Mereka gak mau rugi dong gara-gara perubahan zaman. Akhirnya mereka membuat TV digital.

Emang TV yang kita kenal beda ya sama TV digital? Beda dong, TV yang umum kita kenal masih berbasis analog. TV ini menggunakan sinyal analog untuk mentransmisikan audio dan video. Kalo TV digital udah gak. Konten yang disajikan berbentuk kumpulan bit. Karena bentuknya udah begitu, kita bisa pilih konten sesuka hati pada TV digital. Kita juga bisa simpen acara favourite kita, rewind atau fast-forward dengan mudah.

Apa aja sih yang bedain mereka berdua? Kualitas gambar sudah pasti beda. TV digital sudah ada yang support format 4K. Gambar yang disajikan sangat tajam dan otomatis low noise. Untuk TV analog belum support format HD dan cenderung lebih banyak noise. Respon saat menerima sinyal juga berbeda. Saat sinyal lemah, TV analog cenderung menampilkan banyak noise, gambar yang berbayang, greyscale dan audio yang tidak sinkron dengan gambar. Pada TV digital, karena menggunakan sistem sinkronisasi gambar dan audio, maka konten akan freeze. TV digital gak mau kalo salah satu sinyal lemah. Dia lebih milih konten datang terlambat daripada konten datang dalam kualitas buruk.

Cara mentransmisi kontennya juga beda nih. Channel TV analog ditransmisi lewat frekuensi yang berbeda. Misalnya channel A di frekuensi 10 UHF dan channel B di frekuensi 15 UHF. Sinyal-sinyal konten dari masing-masing channel dikirim lewat frekuensi yang sudah ditentukan. Sinyal ini diteruskan ke penonton menggunakan satelit atau antena yang dipasang di area tertentu atau menggunkan kabel. Untuk TV digital, kurang lebih sama. Bedanya, channel di TV digital ditransmisi lewat frekuensi yang sama.

Sekarang juga udah internet TV, contohnya Netflix dan Hulu. Di situ, kita bisa nonton TV seri di mana aja tanpa perlu TV. Kita juga bisa nonton lagi episode sebelumnya tanpa perlu nunggu re-run dari channel. Seru kan? Oiya kalo kita langganan TV seri tertentu di Netflix, Netflix bakal kasih tau kita kalo episode selanjutnya sudah tayang. Fitur-fitur ini bisa tercapai karena pemanfaatan teknologi digital dan internet. Kita gak perlu lagi ribet nunggu re-run kalo tertinggal satu episode.

Apple pun gak mau kalah. Mereka update Apple TVnya jadi jauh lebih keren dari TV-TV konfensional. Apple TV sudah memiliki platformnya sendiri. Kita gak cuma bisa nonton TV, dengerin lagu atau nonton film. Kita juga bisa main game dan browsing dari situ. Keren ya.

Udah lumayan ngerti ya tentang TV dulu dan sekarang? Lebih seru TV sekarang kan? Hehehe