Digital Music : Revolutionised The Way We Hear A Music - #TugasSoftSkill

Halo halo. Media video sudah dibahas di post sebelumnya. Kurang lengkap klo kita gak bahas musik hehe. Siapa di antara kita yang gak pernah dengerin musik? Dari yang tua sampe muda pasti dengerin musik. Musik sudah nempel di kehidupan kita sehari-hari. Dulu, orang-orang denger musik dari vinyl. Yup, piringan hitam yang suka dipake DJ untuk scratching hehehe. Semakin ke sini, penyimpanan musik juga ikut berkembang. Pendengar musik tidak perlu lagi turntable dan setup yang ribet hanya untuk mendengarkan musik. Sekarang kita tinggal download dan play di smartphone kita.



Yup, musik yang tinggal download itu adalah musik digital. Sebenernya gimana sih proses pembuatannya? Pembuatan musik digital menggunakan komputer dengan software Digital Audio Workstation. Software DAW ini banyak banget. Kita tinggal pilih mau yang mana hehe. Nah, proses pembuatannya meliputi aransemen, rekaman, editing, mixing dan mastering. Lumayan banyak ya prosesnya. Intinya sih gak jauh beda sama produksi musik analog. Cuma pindah aja ruang kerjanya. Ok, kita bahas satu-satu.

Rekaman atau recording adalah proses merekam semua instrumen dan vokal. Hal ini untuk merealisasikan bentuk aransemen yang masih abstrak. Proses ini langsung disimpan ke komputer. Untuk merekam instrumen seperti piano, synth atau gitar ada beberapa cara. Pertama, merekam langsung suara instrumen tersebut. Kedua, merekam MIDI note. Cara pertama dilakukan untuk merekam vokal dan instrumen yang belum mendukung MIDI. Cara kedua biasanya dilakukan untuk merekam synth dan instrumen yang sudah mendukung MIDI. Merekam MIDI punya keuntungan sendiri, kita bisa manipulasi suara instrumen tanpa merubah notnya dan gak perlu rekaman ulang instrumen lain yang notnya sama. Contohnya kita mau rekam synth untuk bass dan lead dengan not yang sama. Kita cukup rekam bass dan copy MIDI file tadi ke VST synth lead.

Nah setelah semua instrumen dan vokal direkam, selanjutnya proses editing. Proses ini mengedit tiap track instrumen dan vokal supaya sesuai aransemen. Tujuan editing di sini gak jauh beda sama editing tulisan atau film. Jadi saya gak perlu banyak jelasin untuk proses ini ya hehehe.

Ok, selanjutnya adalah mixing. Dari katanya udah jelas, mix yang artinya campur. Mixing dilakukan setelah semua track direkam dan diedit satu per satu. Tujuan dari mixing adalah supaya track yang individual tadi jadi harmonis kalo kita campur. Jadi mirip semboyan negara kita ya, bhinneka tunggal ika hehe. Yup, proses ini membuat semua track tadi jadi satu output. Tiap track diset equalizernya, volume, panning dan kompresi supaya musik tadi gak flat banget. Di sini proses yang lumayan ribet karena mixer dituntut hasilin musik yang bikin pendengar ngerasa denger live performance.

Rekaman udah, editing udah, mixing udah, tinggal mastering. Inti dari mastering mirip sama mixing. Bedanya, mastering deal with one track. Ya, mastering dilakukan di track yang sudah jadi satu. Ribet emang tapi ini juga salah satu proses krusial. Tujuannya cukup simple, 'masak' track kita yang sudah dimix. Proses ini menyiapkan track kita untuk didistribusi. Kenapa krusial? Karena kalo ada yang salah saat mastering, agak sulit untuk di-undo. Kita harus ulang lagi prosesnya. Hasil dari mastering ini macem-macem, tergantung kita maunya gimana hehe. Bisa jadi file contohnya MP3 atau WAV. Bisa jadi CD atau vinyl.

Kita udah punya bentuk nyata musik kita, tinggal distribusi deh. Banyak banget cara distribusi musik digital. Salah satu yang paling gampang, upload ke soundcloud. Kita bisa tambah fitur download di soundcloud kita. Jadi yang denger gak perlu ke soundcloud terus. Nanti kuota dia habis hehe. Gimana caranya kalo kita mau dapet uang dari musik kita? Karena soundcloud basisnya free streaming, kita gak bisa dapet uang dari situ. Salah satu medianya adalah iTunes Store, salah satu toko musik online terbesar di dunia. Distrubusi musik kita di iTunes gak segampang di soundcloud. Kita perlu agregator yang udah disetujui sama Apple. Ini sebenernya buat ngelindungin kita juga sih. Jadi kalo ada apa-apa, agregatornya yang ngurus.

Digitalisasi musik memudahkan kita semua dapetin musik. Pendengar gak perlu repot ke toko musik untuk beli CD (walau CD sekarang sudah termasuk media musik digital berbentuk analog) atau denger radio yang gak bisa kita skip tracknya ke track yang kita suka. Musisi juga gak perlu pusing mikirin biaya produksi yang tinggi karena harus rekaman di studio yang mahal, pembuatan CD, kaset atau vinyl. Sekarang sudah banyak wadah musik digital. Basis streaming kayak Spotify, Apple Music, Deezer atau sekarang yang lagi hype di Indonesia Joox. Online music store kayak iTunes, Amazon Music, Beatport pro untuk para electronic musician atau MeLon yang punya lokal (mungkin udah discontinued). Atau mungkin para musisi punya music strorenya masing-masing kayak Pandji. Pendengar tinggal buka laptop mereka atau smartphone mereka untuk akses salah satu media itu dan voila, musik dari musisi favourite mereka langsung bisa didenger.

Ok, cukup itu dulu penjelasan saya tentang musik digital hehe. Nanti kita bahas-bahas hal seru yang lain ya!