Friday 20 November 2015

The New Era of Cinema Experience - #TugasSoftSkill

Hello! Kemain saya udah bahas tentang internet, new media dan TV. Kayaknya gak seru kalo kita gak bahas satu hal lagi nih. Yup, film. Sering banget kan kita nonton film? Entah di bioskop atau di rumah. Perkembangan teknologi film juga pesat nih. Masih inget dulu waktu nonton di bioskop suka ada glitch gitu di layarnya? Sekarang udah gak ada kan? Glitch yang kita lihat adalah efek dari putaran film strip. Karena pada dasarnya, film dibentuk dari gambar yang bergerak.

Sekarang kita udah gak perlu lagi nonton film dari film strip. Semua sudah dibuat bentuk digitalnya. Dari bentuk LaserDisc hingga digital download atau streaming. Semakin ke sini, pergerakan film makin modern. Mungkin di antara kita belum ada yang kenal dengan LaserDisc. Sekitar tahun 90an, LaserDisc jadi media distribusi film. Teknologi yang dimiliki LaserDisc mirip dengan CD yang kita kenal sekarang.

Nah, karena bentuknya yang super besar (hehe), LaserDisc digantikan dengan VCD. VCD memiliki bentuk yang lumayan kecil dapat menyimpan data hingga 700MB. Cukup besar untuk menyimpan setengah film. Kualitas yang ditawarkan VCD belum terlalu tinggi. Hal ini karena kapasitas penyimpanan VCD yang sangat minim sehingga film perlu dikompres agar cukup untuk disimpan di VCD.

Akhirnya masyarakat pun menginginkan kualitas yang lebih bagus dan munculah DVD. Kapasitas DVD lumayan besar. Untuk single layer single sided DVD dapat menyimpan sekitar 4.6GB data. Cukup besar untuk menyimpan film dengan kualitas HD atau 720p. Perusahaan produksi film pun gak perlu repot-repot kompres file sampe kecil banget. Kualitas video dan audio pun terjaga.

Posisi DVD sebagai media film pun mulai tergeser oleh digital download. iTunes store sudah lama menjadi online store multimedia. Tak hanya lagu, film pun dijual di iTunes. iTunes menawarkan dua kualitas film, SD dan HD. Kita juga bisa sewa film di iTunes. Banyak sekali kemudahan yang ditawarkan iTunes, salah satunya adalah film yang kita beli atau sewa dapat dinikmati di device kita yang lain tanpa perlu memindahkan filmnya.  Hal ini yang menyebabkan menurunnya angka penjualan DVD. Digital download menawarkan fleksibilitas kepada penggunanya.

Nah adalah lagi nih Bluray, media film digital yang berbentuk disc. Bluray memiliki 2 kali kapasitas DVD. Bisa dibayangkan bagaimana kualitas video dan audio yang ditawarkan Bluray. Bluray dapat menyimpan film berdurasi 2 jam Full HD.

Perangkat yang digunakan untuk memutar film dari masing-masing media tadi beda loh. Untuk memutar Bluray, DVD dan VCD di satu device hanya dibutuhkan Bluray player yang mendukung DVD dan VCD juga. Untuk digital download, tergantung format file yang disediakan oleh si toko. iTunes memberikan format m4v. Untuk memutarnya diperlukan software yang mendukung format tersebut atau pemutar media milik Apple seperti iPod touch atau iPhone.

Perkembangan teknologi juga berdampak pada dunia film. Proses digitalisasi film memberikan dampak positif kepada masyarakat. Masyarakat tidak perlu repot-repot antri di bioskop untuk nonton film. Cukup menunggu format DVD atau digital downloadnya aja. Pihak bioskop pun diuntungkan. Mereka tidak perlu memiliki pemutar khusus untuk menayangkan film.

Mungkin itu aja pembahasan tentang digital film. Semoga bermanfaat.

Sunday 15 November 2015

Televisi: Dulu dan Sekarang - #TugasSoftSkill

Sebelum maraknya internet dan new media, televisi jadi andalan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi. Biar enak bahasnya, kita ganti TV ya hehehe. Ok, TV itu versi jadulnya YouTube. Sayangnya kita gak bisa asal pilih konten apa saja yang mau kita tonton karena TV yang kita gunakan masih channel-centred. Maksudnya, konten yang disajikan bergantung pada channel. Kelemahan tadi dibabat abis oleh penyedia jasa video streaming, salah satunya YouTube. Alhasil, TV ditinggalkan oleh masyarakat urban. Karena pergeseran ini, penyedia konten mikir keras. Mereka gak mau rugi dong gara-gara perubahan zaman. Akhirnya mereka membuat TV digital.